detikcom - Jakarta, Nasib pengguna
layanan komunikasi data di ujung
tanduk. Sulit browsing internet,
instant messaging, email, dan akses
video dari mobile. Tak hanya di
Indonesia saja, tapi juga di seluruh
dunia. Bagaimana bisa?
Dari Traffic and Market Report yang
dirilis Ericsson pada pertengahan
2012 ini tercatat jumlah subscription
atau nomor SIM card yang aktif
digunakan telah mencapai 6,2 miliar
hingga kuartal pertama tahun ini.
Itu artinya, jumlah kartu telepon
seluler yang aktif sudah lebih banyak
dari jumlah populasi manusia yang
diperkirakan mencapai 5 miliar.
"Dalam lima tahun ke depan, 2017,
jumlah nomor kartu aktif yang
beredar akan mencapai 9 miliar. Itu
belum termasuk nomor yang
digunakan machine to machine ,"
kata VP Marketing and
Communication Ericsson Indonesia
Hardyana Syintawati, di Marche,
Jakarta, Kamis (19/7/2012).
Dalam tiga bulan di kuartal pertama
2012 ini, Ericsson juga mencatat ada
170 juta nomor baru yang aktif. Asia
termasuk yang terbesar dengan
dominasi China 40%. Sedangkan
Indonesia tercatat ada penambahan
9 juta nomor baru yang aktif.
Nah , dalam setahun terakhir, dari
jumlah nomor aktif yang ada,
penggunaan data meningkat dua kali
lipat alias 200%. Dan angka
penggunaan data diproyeksi bakal
tumbuh pesat seiring meningkatnya
pembelian smartphone yang sudah
sangat menunjang akses data.
"Dari total penjualan ponsel 35%
hingga 45% didominasi smartphone.
Banyak pengguna yang shifting dari
feature phone ke smartphone karena
harganya sudah banyak yang murah.
Android saja sudah banyak yang
harganya di bawah Rp 1 juta," kata
Nana, sapaan akrab Hardyana.
Dari hitung-hitungan Ericsson, maka
didapatkan proyeksi dalam 5 tahun ke
depan atau 2017 akan ada lonjakan
1.500% trafik data atau 15 kali lipat
dari kondisi penggunaan data saat ini
seiring meningkatnya penggunaan
smartphone yang sudah bisa EDGE,
GPRS, 3G, HSPA, dan seterusnya.
"Meningkatnya trafik mobile data
hingga dua kali lipat yang hanya
dalam waktu satu tahun itu bisa
dikatakan luar biasa. Mengakses
internet dari perangkat mobile tentu
juga akan menyebabkan
perkembangan trafik data," kata
Nana.
Sejalan dengan pertumbuhan mobile
data, trafik data juga turut tumbuh
besamaan dengan terus
meningkatnya rata-rata volume data
per subscription. " Mobile
subscription menjadi salah satu
faktor makin tingginya trafik data,"
lanjutnya.
Lalu, dengan kondisi seperti itu,
apakah Indonesia bisa bertahan di
tengah kurangnya sumber daya
frekuensi seperti yang sering
dikeluhkan oleh hampir semua
operator di Indonesia.
"Itu sebabnya, operator harus
memikirkan masalah ini dari
sekarang. Jangan sampai terlambat,"
imbau Nana.
Posting Komentar
tolong gunakan kata-kata yang bijak dan sopan
terima kasih/please use the words of a wise and courteous
thank you ^_^